Kamis, 02 November 2017

Peserta Upacara Model


Membina peserta upacara bendera agar tertib dan disiplin bukan hal yang mudah untuk dilakukan pada setiap pelaksanaan upacara bendera di sekolah, terutama di sekolah dasar. Padahal manfaat upacara bendera selain untuk melatih tertib dan disiplin, juga agar tumbuh jiwa kepemimpinan, membiasakan berpenampilan rapi, meningkatkan kekompakan, kebersamaan, serta menumbuhkan jiwa nasionalisme.
Untuk sekolah dasar dengan jumlah siswa kelas paralel yang banyak tentu saja peserta upacara akan semakin banyak dan membutuhkan ekstra ketekunan untuk melatihnya, agar manfaat dari upacara benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh siswa. Belum lagi dengan siswa kelas rendah, kelas 1 atau kelas 2 yang pastinya untuk ketertiban, kedisiplinan, dan kerapihan berbaris pada upacara bendera sangat-sangat membutuhkan keahlian tersendiri agar siswa memahami tertib upacara.
Penulis memberikan solusi agar ketertiban dan kedisiplinan dapat terarah dan terbina dengan baik, strategis, dan efisien yaitu dengan cara membuat PESERTA UPACARA MODEL. Peserta upacara model ini deterapkan dengan suatu cara, antara lain :
  1. Peserta upacara model diambil dari dua kelas misal kelas V , atau perwakilan tiap kelas tinggi pada kelas paralel, jumlah peserta disesuaikan.
  2. Peserta upacara model ada pelatihan berbaris tertib dan rapih untuk pertama kalinya, beberapa hari sebelum pelaksanaan upacara bendera.
  3. Peserta upacara model untuk beberapa kali pelaksanaan semisal 4 kali atau setiap sebulan sekali berganti.
  4. Peserta upacara model menjadi peserta contoh tentu saja akan berbaris di tengah lapangan upacara, agar terlihat oleh peserta upacara lainnya.
  5. Peserta upacara model akan menerima pin penghargaan bila telah usai mendapat giliran tugas, diharapkan pin penghargaan akan selalu dipakai pada setiap upacara, agar bisa menjaga ketertiban secara mandiri selama mengikuti upacara, dan menjadi contoh bagi peserta upacara lainnya yang belum mendapatkan giliran mendapat pin penghargaan.

Demikian usulan, mudah-mudahan mendapat tanggapan dari teman-teman, dan semoga bermanfaat.
Salam...
Penulis : Laela Suliswati. (SDN Ledug-Kec.Kembaran-Kab.Banyumas-Jateng)
...

Sabtu, 07 Maret 2015

Kegiatan Minat Baca



Prakata :

Fakta yang sungguh memprihatinkan, menurut survey United Nations Educations, Scientific and Cultural Organitation (UNESCO) tahun 2011, bahwa Minat Baca orang indonesia hanya bernilai 0,001 artinya hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang masih memiliki minat baca tinggi. Berdasarkan data Bank Dunia Nomor 16369-IND untuk posisi di Asia Timur, minat baca orang Indonesia memegang posisi terendah dibawah skor Filipina. Dan hasil survey PISA (Programme for International Student Assessment) terbaru yang dilakukan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) tentang tingkat kemampuan membaca, disimpulkan bahwa membaca adalah salah satu kunci sukses bagi negara-negara maju atau yang berkembang dengan pesat baik dalam soal perekonomian atau pendidikan, dari hasil survay menunjukkan adanya bukti keampuhan membaca bagi perkembangan dan kemajuan sebuah negara. (dikutip dari berbagai sumber)

Bagaimana meningkatkan minat baca siswa SD N Ledug…
...

Minggu, 01 Maret 2015

Berani Bicara Berani Bertanya


Melatih keberanian siswa dalam berbicara memang tidaklah mudah. Perlu ketekunan dan latihan yang rutin agar siswa bisa berani berbicara. Apalagi untuk membiasakan siswa untuk berani berbicara di depan kelas masih cukup sulit. Keberanian adalah suatu tindakan memperjuangkan sesuatu yang diangap penting, mampu menghadapi segala sesuatu yang dapat menghalanginya karena percaya kebenaranya dan suatu sifat mempertahankan

Melatih berani berbicara ada kaitannya dengan keinginan saya agar siswa juga berani bertanya. Sebagian besar siswa pasif untuk bertanya, dan bila diberi kesempatan untuk bertanya, hampir tidak ada seorangpun siswa yang bertanya. Kalaupun ada yang bertanya itupun hanya siswa tertentu saja, biasanya hanya siswa yang itu-itu saja.
...

Senin, 05 Januari 2015

Galang 100


Adalah suatu gerakan yang dimotori oleh sekolah dan dilaksanakan oleh para siswa untuk menyisihkan uang jajan mereka sehari 100 rupiah yang uang tersebut bila sudah terkumpul dapat disumbangkan atau untuk membeli buku bacaan baik buku baru atau buku lama untuk perpustakaan.
Gagasan ini juga saya terinspirasi dari gerakan yang pernah diajukan oleh anak saya kepada sekolahnya melalui kepengurusan OSIS, awalnya untuk pembiasaan kepedulian menyisihkan uang jajan untuk membeli buku dan diserahkan ke Perpustakann, namun kelihatannya wacana tidak berjalan dan tidak disetujui sekolah (menurut cerita anak saya). Tapi menurut informasi anak saya gerakan seratus ini tetap berjalan namun dialihkan untuk memperoleh pembiayaan khusus untuk mendatangkan tokoh nasional pada acara PENSI yang diadakan di SMP N I Purwokerto pada tahun 2012.
...